Pulau Tidung merupakan salah satu pulau di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu , Provinsi DKI Jakarta. Pulau yang memiliki icon Jembatan Cinta sebagai jembatan penghubung antara Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung kecil ini memiliki sejarah yang patut diketahui.
Pada abad ke- 18 terdapat seorang Raja yang berasal dari Tana Tidung Kab. Malinau, Kalimantan Timur (sekarang Kalimantan Utara) bernama Raja Pandita alias Muhamad Sapu. Pada jaman kolonial Belanda Raja Pandita diusir karena menolak ajakan belanda untuk bekerjasama.
Pada masa terasingkan Raja Pandita akhirnya menetap di salah satu Pulau di utara Batavia. Konon Raja Pandita yang memberi nama “Pulau Tidung”, namun sang raja untuk menghilangkan jejak. Di Pulau Tidung Raja Panditadikenal sebagai tokoh masyarakat (sesepuh) yang cukup disegani, masyarakat Pulau Tidung mengenalnya dengan nama Muhamad Sapu dan tidak mengetahui bahwa Raja Pandita adalah seorang Raja.
Sekitar pertengahan tahun2011 beberapa Suku Tidung MalinauKalimantan Timur datang ke Pulau Tidung karena terheran dengan nama pulau yang sama dengan kampung halamannya. Setelah diusut kepada penduduk Pulau Tidung terdapat beberapa kesamaan dengan suku tidung malinau kalimantan seperti bahasa dan budaya.
Masyarakat baru mengetahui bahwa Muhamad Sapu adalah seorang Raja yang bernama Raja Pandita. Kemudian atas kerjasama antara Bupati Kepulauan Seribu dengan Bupati Malinau makam Muhamad Sapu alias Raja Pandita dijadikan situs sejarah
Pada abad ke- 18 terdapat seorang Raja yang berasal dari Tana Tidung Kab. Malinau, Kalimantan Timur (sekarang Kalimantan Utara) bernama Raja Pandita alias Muhamad Sapu. Pada jaman kolonial Belanda Raja Pandita diusir karena menolak ajakan belanda untuk bekerjasama.
Pada masa terasingkan Raja Pandita akhirnya menetap di salah satu Pulau di utara Batavia. Konon Raja Pandita yang memberi nama “Pulau Tidung”, namun sang raja untuk menghilangkan jejak. Di Pulau Tidung Raja Panditadikenal sebagai tokoh masyarakat (sesepuh) yang cukup disegani, masyarakat Pulau Tidung mengenalnya dengan nama Muhamad Sapu dan tidak mengetahui bahwa Raja Pandita adalah seorang Raja.
Sekitar pertengahan tahun2011 beberapa Suku Tidung MalinauKalimantan Timur datang ke Pulau Tidung karena terheran dengan nama pulau yang sama dengan kampung halamannya. Setelah diusut kepada penduduk Pulau Tidung terdapat beberapa kesamaan dengan suku tidung malinau kalimantan seperti bahasa dan budaya.
Masyarakat baru mengetahui bahwa Muhamad Sapu adalah seorang Raja yang bernama Raja Pandita. Kemudian atas kerjasama antara Bupati Kepulauan Seribu dengan Bupati Malinau makam Muhamad Sapu alias Raja Pandita dijadikan situs sejarah